:

Kamis, Maret 04, 2010

Danau Toba

ASAL USUL DANAU TOBA




Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin
bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari
hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah,
tetapi ia tetap memilih hidup sendirian.
Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di
sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang
besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat
setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-
goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak
kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu
berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya
bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang
menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan
bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku."
Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu.
Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh
ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah
wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.

"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu
karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu.

"Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi
istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun
mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri.
Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka
tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari
seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi
petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama
petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani
merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk
mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena
ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak
orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan
usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus!" kata seseorang
kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak
merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani
melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak
membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia
menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran
kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga
dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu
pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar
bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak
kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda
memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu.
Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan
makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang
bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani
menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan
lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera
sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil
menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak
tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar
telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang
lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah



air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa
sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas
sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk
sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau
Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama
Pulau Samosir.



HIKMAH :
Jadilah seorang yang sabar dan bisa mengendalikan emosi. Dan juga, jangan
melanggar janji yang telah kita buat atau ucapkan. Baca Selengkapnya.....

Rabu, Maret 03, 2010

Semua terjadi karena suatu alasan

di kirim dari email :

Semua terjadi karena suatu alasan


> > Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi
> astronot. Aku ingin terbang
> > ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu
> yang tepat.
> >
> >
> >
> > Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot.
> Namun, sesuatu pun
> > terjadilah.
> >
> >
> >
> > Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk
> ikut dalam penerbangan
> > 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu
> adalah seorang guru. Aku
> > warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku
> mengirimkan surat
> > lamaran ke Washington . Tiap hari aku berlari ke kotak
> pos.
> >
> >
> >
> > Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku
> terkabul. Aku lolos
> > penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.
> >
> >
> >
> > Selama beberapa minggu berikut, perwujudan impianku
> semakin dekat saat
> > NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test
> selesai, aku menunggu
> > dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada
> impianku. Beberapa waktu
> > kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti
> program latihan astronot
> > khusus di Kennedy Space Center .
> >
> >
> >
> > Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini
> aku menjadi bagian
> > dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir.
> Ada simulator, uji
> > klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk
> udara. Siapakah di
> > antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ? ...
> Tuhan, biarlah diriku
> > yang terpilih, begitu aku berdoa.
> >
> >
> >
> > Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA
> memilih Christina
> > McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku
> mengalami depresi.
> >
> >
> >
> > Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan
> kebahagiaanku. Aku
> > mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? ... Kenapa
> bukan aku? ... Bagian
> > diriku yang mana yang kurang? ... Mengapa aku
> diperlakukan kejam? ...
> >
> >
> >
> > Aku berpaling pada ayahku. Katanya,"Semua terjadi
> karena suatu alasan."
> >
> >
> >
> > Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama
> teman-teman untuk melihat
> > peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati
> menara landasan pacu, aku
> > menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku
> bersedia melakukan apa
> > saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan
> aku?. Tujuh puluh tiga
> > detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan
> menghapus semua
> > keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan
> semua penumpang..
> >
> >
> >
> > Aku teringat kata-kata ayahku,"Semua terjadi karena
> suatu alasan." Aku
> > tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku
> sangat menginginkannya
> > karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di
> bumi ini. Aku
> > memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku
> seorang pemenang.
> >
> >
> >
> > Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak,
> masih hidup untuk
> > bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku
> dikabulkan.
> >
> >
> >
> > Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara :
> >
> >
> >
> > 1. Apabila Tuhan mengatakan YA; maka kita akan
> MENDAPATKAN APA YANG KITA
> > MINTA
> >
> > 2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK; maka kita akan
> mendapatkan yang LEBIH
> > BAIK
> >
> > 3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU; maka kita akan
> mendapatkan yang
> > TERBAIK sesuai dengan kehendak- NYA
> >
> >
> >
> > Tuhan tidak pernah terlambat, DIA juga tidak
> tergesa-gesa namun DIA tepat
> > waktu.... Baca Selengkapnya.....